bLOG BERISIKAN biodata KYAI

Sabtu, 26 Maret 2016

Biografi mbah siroj solo

Biografi Kyai Ahmad Siroj / Mbah Siroj Solo

Kyai Ahmad Siroj, bagi masyarakat Solo dan sekitarnya cukup dikenal dengan sapaan mbah Siroj. Beliau selalu berpakaian khas dengan memakai iket (blangkon), berbaju putih, bersarung ‘wulung’ dan memakai ‘gamparan’ tinggi walau sedang bepergian jauh.
Tidak hanya kekhasan dalam berpakaian, namun beliau dikenal juga sebagai seorang ulama yang arif, shaleh, dan mempunyai kharisma. Setiap ucapannya, konon memiliki sejumlah makna (sasmita). Bahkan di jajaran Kota Solo, beliau dikenal sebagai seorang Waliyullah dengan beberapa karomah yang dimilikinya.
Maka, berdasarkan kepribadian dan sikap hidup serta istiqamah beliau, banyak muridnya yang senantiasa menyelenggarakan haul untuk mengenang wafat beliau setiap tahunnya.
kyai ahmad siroj solo
Putra Seorang Waliyullah
Kyai Ahmad Siroj merupakan putra Kyai Umar atau yang lebih dikenal dengan nama Imam Pura, salah seorang Waliyullah. Makam Kyai Imam Pura berada di Susukan, Kabupaten Semarang. Menurut sumber yang ada, Kyai Imam Pura ini bila ditarik lebih adalah memiliki garis keturunan dengan Sunan Hasan Munadi, salah seorang paman R. Patah yang ditugaskan mengislamkan daerah lereng Gunung Merbabu sebelah utara, atau sekarang dikenal sebagai Desa Nyatnyono.
Kyai Ahmad Siroj mempunyai beberapa saudara, di antaranya adalah Kyai Kholil yang bermukim di Kauman, Solo, dan Kyai Djuwaidi yang bertempat tinggal di Tengaran, Kabupaten Semarang. Keduanya sudah almarhum.
Semasa mudanya, Kyai Ahmad Siroj selalu ta’dhim pada gurunya. Bila berjanji selalu ditepati. Bila berkesanggupan, pasti dijalani. Sejak kecil memang beliau telah kelihatan menonjol bila dibandingkan dengan teman-teman seusianya.
Beliau bergaul dengan semua lapisan masyarakat tanpa membedakan suku, agama, ras maupun status sosial dan kelompok moral macam apapun. Dengan penjual bakso di Notosuman yang beragama Khatolik dan seorang Tionghoa, beliau berhubungan baik dan saling berkunjung. Bahkan hingga kini setiap ada haulnya Kyai Ahmad Siroj, penjual bakso tersebut berkenan mengirim tiga kambing serta beberapa kuintal beras untuk menyukseskan acara haul tersebut.
Dengan Romo Petrus Sugiyanto, dijalin juga persahabatan. Kyai Ahmad Siroj sering diundang makan dan sering melakukan sholat di rumahnya. Begitupun Romo tersebut sering mengunjungi beliau.
Kyai Ahmad Siroj tidak segan makan satu piring dengan santrinya atau orang yang menginginkan mendekati beliau. Bila mereka butuh uang, beliau tidak segan-segan membantunya. Sebaliknya, bila beliau meminta uang, bukan untuk diri pribadi tapi untuk orang lain yang membutuhkannya.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Bio Kyai (biografi). Diberdayakan oleh Blogger.

Archives

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Blogger templates